Kamis, 26 Februari 2015

Seniman jalanan

  1. Seniman jalanan bukan satu-satunya orang yang menyadari nilai di balik karya seni yang berinteraksi dengan lingkungannya - ini iklan ambient brilian juga dirancang dengan tujuan dalam pikiran. Catatan Unik Menceritakan Pengalaman Yang ada di Dunia












Lukisan abstrak adalah abstrak. Ini menghadapkan Anda. Ada resensi beberapa waktu lalu yang menulis bahwa gambar saya tidak memiliki awal atau akhir apapun. Ia tidak bermaksud sebagai pujian, tapi itu."


Seni abstrak memungkinkan pengunjung untuk memutuskan apa karya seni adalah tentang, pada tingkat yang sangat pribadi. Kritikus Pollock tidak tahu harus mulai dari mana dalam hal bagaimana memahami seni abstrak. Tidak ada yang memegang dalam hal menafsirkan lukisan itu, sehingga Anda harus membuka intuisi Anda dan melihat di mana lukisan itu membawa Anda. Anda harus terlibat dengan lukisan itu, karena tidak akan memberitahu Anda apa itu tentang.

Jika Anda ingin sepenuhnya menghargai sebuah karya seni, penting untuk memahami penalaran artis di balik itu. Di satu sisi, sebagian besar dari keindahan seni adalah bahwa kita, para pemirsa, dapat membawa arti kita sendiri dan menetapkan konteks kita sendiri untuk sebuah karya seni yang didasarkan pada ingatan kita, kepribadian dan pengalaman hidup . Kita tidak perlu tahu persis apa karya seni yang seharusnya menjadi sekitar untuk merasakan apresiasi yang mendalam untuk itu.

Di sisi lain, mengetahui proses pemikiran seniman untuk menciptakan karya seni tertentu menambahkan lapisan lebih lanjut dari makna dan nilai untuk masing-masing interpretasi pribadi kita sepotong. Mungkin butuh sedikit kerja keras ekstra, tapi pada akhirnya itu pasti sepadan dengan upaya untuk membaca sedikit tentang niat artis di balik sebuah karya seni. Ini akan memperdalam pencarian Anda tentang cara untuk memahami seni abstrak.

Semua seni dibuat dalam konteks tertentu. Seniman, seperti seni mereka, dibentuk oleh era di mana mereka bekerja. Mereka dipengaruhi oleh apa yang terjadi dalam masyarakat, politik, dan aliran arus pemikiran intelektual - bercampur dengan budaya pop sehari-hari dan kehidupan sehari-hari mereka sendiri. Semua faktor ini meninggalkan jejak di benak artis, sadar atau tidak, dan pada gilirannya menentukan bentuk dan arah karya seni. Tidak ada dalam ruang hampa, dan itu termasuk seni!

Jumat, 13 Februari 2015

Sejarah Temanggung

Menelusuri Sejarah Rakai Pikatan dan Munculnya Nama Temanggung  

Sejarah Temanggung selalu dikaitkan dengan raja Mataram Kuno yang bernama Rakai Pikatan. Nama Pikatan sendiri dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah yang berada pada sumber mata air di desa Mudal Kecamatan Temanggung. Disini terdapat peninggalan berupa reruntuhan batu-bebatuan kuno yang diyakini petilasan raja Rakai Pikatan. Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983. Prasasti itu menggambarkan bahwa Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah ripah loh jinawi dimana salah satu wilayahnya yaitu Pikatan. Disini didirikan Bihara agama Hindu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara, sedang rajanya adalah Rahyangta Rimdang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M (Prasasti Mantyasih). Oleh pewaris tahta yaitu Rake Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M, Bihara Pikatan memperoleh bengkok di Sawah Sima. Jika dikaitkan dengan prasasti Gondosuli ada gambaran jelas bahwa dari Kecamatan Temanggung memanjang ke barat sampai kecamatan Bulu dan seterusnya adalah adalah wilayah yang subur dan tenteram (ditandai tempat Bihara Pikatan).
Pengganti raja Sanjaya adalah Rakai Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M dan bertahta selama kurang lebih 38 tahun. Dalam legenda Angling Dharma, keratin diperkirakan berada di daerah Kedu (Desa Bojonegoro). Di desa ini ditemukan peninggalan berupa reruntuhan. Di wilayah Kedu juga ditemukan desa Kademangan. Pengganti Rakai Panangkaran adalah Rakai Panunggalan yang naik tahta pada tanggal 1 april 784 dan berakhir pada tanggal 28 Maret 803. Rakai Panunggalan bertahta di Panaraban yang sekarang merupakan wilayah Parakan . Disini ditemukan juga kademangan dan abu jenasah di Pakurejo daerah Bulu. Selanjutnya Rakai Panunggalan digantikan oleh Rakai Warak yang diperkirakan tinggal di Tembarak. Disini ditemukan reruntuhan di sekitar Masjid Menggoro dan reruntuhan Candi dan juga terdapat Desa Kademangan. Pengganti Rakai warak adalah Rakai Garung yang bertahta pada tanggal 24 januari 828 sampai dengan 22 Pebruari 847. Raja ini ahli dalam bangunan candid an ilmu falak (perbintangan). Dia membuat pranata mangsa yang sampai sekarang masih digunakan. Karena kepandaiannya sehingga Raja Sriwijaya ingin menggunakannya untuk membuat candi. Namun Rakai Garung tidak mau walau diancam. Kemudian Rakai Garung diganti Rakai Pikatan yang bermukim di Temanggung. Disini ditemukan Prasasti Tlasri dan Wanua Tengah III. Disamping itu banyak reruntuhan benda kuno seperti Lumpang Joni dan arca-arca yang tersebar di daerah Temanggung. Disini pun terdapat desa Demangan.
Dari buku sejarah karangan I Wayan badrika disebutkan bahwa Rakai Pikatan selaku raja Mataram Kuno berkeinginan menguasai wilayah Jawa Tengah. Namun untuk merebut kekuasaan dari raja Bala Putra Dewa selaku penguasa kerajaan Syailendra tidak berani. Maka untuk mencapai maksud tersebut Rakai Pikatan membuat strategi dengan mengawini Dyah Pramudha Wardani kakak raja Bala Putra Dewa dengan tujuan untuk memiliki pengaruh kuat di kerajaan Syailendra. Selain itu Rakai Pikatan juga menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit dan senapati serta menghimpun biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu yang diberi kepercayaan untuk mengumpulkan upeti adalah Demang Gong yang paling luas wilayahnya. Rakai Pikatan menghimpun bala tentara dan berangkat ke kerajaan syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan. Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayah kademangan kemudian muncul nama Ndemanggung yang akhirnya berubah menjadi nama Temanggung.Catatan sejarah Temanggung berasal dari :
  1. Prasasti Wanua Tengah III, Berkala arkeologi tahun 1994 halaman 87 bahwa Rakai Pikatan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 855 M.
  1. Prasasti Siwagrha terjemahan Casparis (1956 - 288), pada tahun 856 M Rakai Pikatan mengundurkan diri.
  1. Prasasti Nalanda tahun 860 (Casparis 1956, 289 - 294), Balaputra dewa dikalahkan perang oleh Rakai Pikatan dan Kayu Wangi.
  1. Prasasti Wanua Tengah III, Berkala Aekeologi Tahun 1994 halaman 89, Rakai Kayu Wangi naik tahta tanggal 27 Mei 855 M.
  1. Dalam buku karangan I Wayan Badrika halaman 154, Pramudya Wardani kawin dengan Rakai Pikatan dan naik tahta tahun 856 M. Balaputra Dewa dikalahkan oleh Pramudha wardani dibantu Rakai Pikatan (Prasasti Ratu Boko) tahun 856 M.
Catatan diatas dapat disimpulkan bahwa Rakai Pikatan mengangkat putranya Kayu Wangi. Selanjutnya mengundurkan diri dan meninggalkan Mataram untuk kawin dengan Pramudha Wardani. Dalam peperangan melawan Balaputra Dewa, Rakai Pikatan dibantu putranya Kayu Wangi.Riwayat Singkat Hari Jadi Kabupaten TemanggungBerdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda, Nomor 11 Tanggal 7 April 1826, Raden Ngabehi Djojonegoro ditetapkan sebagai Bupati Menoreh yang berkedudukan di Parakan, dengan gelar Raden Tumenggung Aria Djojonegoro. Setelah perang Diponegoro berakhir, beliau kemudian memindahkan Ibu Kota ke Kabupaten Temanggung. Kebijaksanaan pemindahan ini didasarkan pada beberapa hal; Pertama, adanya pandangan masyarakat Jawa kebanyakan pada sat itu, bahwa Ibu Kota yang pernah diserang dan diduduki musuh dianggap telah ternoda dan perlu ditinggalkan. Kedua, Distrik Menoreh sebuah daerah sebagai asal nama Kabupaten Menoreh, sudah sejak lama digabung dengan Kabupaten Magelang, sehingga nama Kabupaten Menoreh sudah tidak tepat lagi. Mengingat hal tersebut, atas dasar usulan Raden Tumenggung Aria Djojonegoro, lewat esiden Kedu kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia, maka disetujui dan ditetapkan bahwa nama Kabupaten Menoreh berubah menjadi Kabupaten Temanggung. Persetujuan ini berbentuk Resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 Nopember 1834.
Mempertimbangkan bahwa Hari Jadi Daerah merupakan awal perjalanan sejarah, agar diketahui semua lapisan masyarakat, guna memacu meningkatkan semangat pembangunan dan pengembangan daerah, maka Pemerintah Kabupaten Dati II Temanggung menugaskan kepada DPD II KNPI Kabupaten Temanggung untuk mengadakan pelacakan sejarah dan seminar tentang Hari Jadi Kabupaten Temanggung. Dari hasil seminar tanggal 21 Oktober 1985, yang diikuti oleh Sejarawan, Budayawan dan Tokoh Masyarakat, ABRI, Rokhaniwan, Dinas/Instansi/Lembaga Masyarakat dan lain-lainnya, maka ditetapkan bahwa tanggal 10 Nopember 1834 sebagai Hari Jadi Kabupaten Temanggung.
Sejarah Temanggung selalu dikaitkan dengan raja Mataram Kuno yang bernama Rakai Pikatan. Nama Pikatan sendiri dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah yang berada pada sumber mata air di desa Mudal Kecamatan Temanggung. Disini terdapat peninggalan berupa reruntuhan batu-bebatuan kuno yang diyakini petilasan raja Rakai Pikatan. Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983. Prasasti itu menggambarkan bahwa Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah ripah loh jinawi dimana salah satu wilayahnya yaitu Pikatan. Disini didirikan Bihara agama Hindu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara, sedang rajanya adalah Rahyangta Rimdang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M (Prasasti Mantyasih). Oleh pewaris tahta yaitu Rake Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M, Bihara Pikatan memperoleh bengkok di Sawah Sima. Jika dikaitkan dengan prasasti Gondosuli ada gambaran jelas bahwa dari Kecamatan Temanggung memanjang ke barat sampai kecamatan Bulu dan seterusnya adalah adalah wilayah yang subur dan tenteram (ditandai tempat Bihara Pikatan).
Pengganti raja Sanjaya adalah Rakai Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M dan bertahta selama kurang lebih 38 tahun. Dalam legenda Angling Dharma, keratin diperkirakan berada di daerah Kedu (Desa Bojonegoro). Di desa ini ditemukan peninggalan berupa reruntuhan. Di wilayah Kedu juga ditemukan desa Kademangan. Pengganti Rakai Panangkaran adalah Rakai Panunggalan yang naik tahta pada tanggal 1 april 784 dan berakhir pada tanggal 28 Maret 803. Rakai Panunggalan bertahta di Panaraban yang sekarang merupakan wilayah Parakan . Disini ditemukan juga kademangan dan abu jenasah di Pakurejo daerah Bulu. Selanjutnya Rakai Panunggalan digantikan oleh Rakai Warak yang diperkirakan tinggal di Tembarak. Disini ditemukan reruntuhan di sekitar Masjid Menggoro dan reruntuhan Candi dan juga terdapat Desa Kademangan. Pengganti Rakai warak adalah Rakai Garung yang bertahta pada tanggal 24 januari 828 sampai dengan 22 Pebruari 847. Raja ini ahli dalam bangunan candid an ilmu falak (perbintangan). Dia membuat pranata mangsa yang sampai sekarang masih digunakan. Karena kepandaiannya sehingga Raja Sriwijaya ingin menggunakannya untuk membuat candi. Namun Rakai Garung tidak mau walau diancam. Kemudian Rakai Garung diganti Rakai Pikatan yang bermukim di Temanggung. Disini ditemukan Prasasti Tlasri dan Wanua Tengah III. Disamping itu banyak reruntuhan benda kuno seperti Lumpang Joni dan arca-arca yang tersebar di daerah Temanggung. Disini pun terdapat desa Demangan.
Dari buku sejarah karangan I Wayan badrika disebutkan bahwa Rakai Pikatan selaku raja Mataram Kuno berkeinginan menguasai wilayah Jawa Tengah. Namun untuk merebut kekuasaan dari raja Bala Putra Dewa selaku penguasa kerajaan Syailendra tidak berani. Maka untuk mencapai maksud tersebut Rakai Pikatan membuat strategi dengan mengawini Dyah Pramudha Wardani kakak raja Bala Putra Dewa dengan tujuan untuk memiliki pengaruh kuat di kerajaan Syailendra. Selain itu Rakai Pikatan juga menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit dan senapati serta menghimpun biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu yang diberi kepercayaan untuk mengumpulkan upeti adalah Demang Gong yang paling luas wilayahnya. Rakai Pikatan menghimpun bala tentara dan berangkat ke kerajaan syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan. Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayah kademangan kemudian muncul nama Ndemanggung yang akhirnya berubah menjadi nama Temanggung.
Catatan sejarah Temanggung berasal dari:
  1. Prasasti Wanua Tengah III, Berkala arkeologi tahun 1994 halaman 87 bahwa Rakai Pikatan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 27 Mei 855 M.
  1. Prasasti Siwagrha terjemahan Casparis (1956 - 288), pada tahun 856 M Rakai Pikatan mengundurkan diri.
  1. Prasasti Nalanda tahun 860 (Casparis 1956, 289 - 294), Balaputra dewa dikalahkan perang oleh Rakai Pikatan dan Kayu Wangi.
  1. Prasasti Wanua Tengah III, Berkala Aekeologi Tahun 1994 halaman 89, Rakai Kayu Wangi naik tahta tanggal 27 Mei 855 M.
  1. Dalam buku karangan I Wayan Badrika halaman 154, Pramudya Wardani kawin dengan Rakai Pikatan dan naik tahta tahun 856 M. Balaputra Dewa dikalahkan oleh Pramudha wardani dibantu Rakai Pikatan (Prasasti Ratu Boko) tahun 856 M.
Catatan diatas dapat disimpulkan bahwa Rakai Pikatan mengangkat putranya Kayu Wangi. Selanjutnya mengundurkan diri dan meninggalkan Mataram untuk kawin dengan Pramudha Wardani. Dalam peperangan melawan Balaputra Dewa, Rakai Pikatan dibantu putranya Kayu Wangi.

DESA KARANGGEDONG KECAMATAN NGADIREJO

DESA KARANGGEDONG  KECAMATAN NGADIREJO

Wilayah Kecamatan Ngadirejo yang merupakan salah satu dari 20 kecamatan di kabupaten Temanggung yang mempunyai 20 Desa.
Salah satu dari 20 desa/kelurahan di kecamatan Ngadirejo adalah Desa Karanggedong yang terletak di ketinggian 700 m dari permukaan laut dan berjarak 3,3 km dari ibu kota kecamatan Ngadirejo 15,7 km dari ibu kota Kabupaten. Dengan luas 186 ha yang terbagi dalam lahan sawah 140 ha dan lahan bukan sawah 46 ha. Dari Lahan sawah bukan sawah dipergunakan untuk Bangunan/pekarangan dan Ladang/tegal/huma .
Desa Karangedong terdapat 3 dusun yang terdiri dari 3 Rukun warga (RW) dan 18 Rukun tetangga (RT) dan terdapat 730 Rumah tangga. Jumlah penduduk 2.424 jiwa terdiri dari 1.192 jiwa Laki-laki dan 1.232 jiwa Perempuan.
Penduduk usia 10 tahun keatas bermatapencaharian Petani tanaman pangan, Peternak, Petani Perkebunan, Pertambangan/Penggalian, Bangunan, Pedagangan, Hotel & Rumah Makan, Pengangkutan & Komunikasi, Bank&Lembaga Keuangan Lainnya, Jasa-jasa dan lainnya.
Untuk sumber air minum berasal dari Leding/PAM, Sumur, Mata air dan Air Sungai. Dan untuk penerangan 730 menggunakan PLN dan - rumah tangga menggunakan penerangan lain non PLN.
Dalam bidang pendidikan banyaknya penduduk di atas 5 tahun yang Tamat PT/Universitas 38 orang, Tamat Akademi 38 orang, Tamat SLTA/sederajat 191 orang, Tamat SLTP/ sederajat 191 orang, Tamat SD/sederajat 430 orang, Tidak tamat SD 262 orang, Belum tamat SD 329 orang dan Belum/ tidak sekolah 102 orang. Untuk sarana pendidikan terdapat 1 unit TK, 1 unit SD, 1 unit MI, - unit SMP/Mts dan - unit SMU.
Bidang Kesehatan terdapat Prasarana kesehatan - unit Puskesmas, - Puskesmas pembantu, 1 unit Posyandu, 1 unit Polides, - orang Dokter Umum, 1 orang Bidan/Perawat/Mantri, 2 orang Dukun Bayi dan 1 orang Dukun Pijat.
Tanaman pangan yang dikembangkan di desa ini adalah Padi dan Jagung. Tanaman sayuran yang dikembangkan berupa - . Buah-buahan yang dikembangkan adalah - . Sedangkan tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa Tembakau dan Kopi
Ternak yang dikembangkan di desa tersebut berupa Sapi, Kuda, Kambing/domba, Ayam buras, Ayam Ras dan Itik.
.jpg" alt="" hspace="10" align="left" />
Peta Dusun dan Desa Karanggedong

Sumber :
Kecamatan Ngadirejo dalam angka 2012

SINDORO DAN SUMBING

SINDORO DAN SUMBING, GUNUNG KEMBAR YANG MENANTANG
Sindoro dan Sumbing merupakan dua Gunung yang letaknya berdekatan, serta memiliki bentuk dan tinggi yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing sekitar 3.340 m dari permukaan laut (dpl), sedikit lebih tinggi daripada Sindoro (3.155 m dpl). Jika dipetakan, Sumbing berada disebelah barat daya kota Temanggung dan sebelah Timur kota Wonosobo. Sedangkan Sindoro disebelah barat laut Temanggung danTimur laut Wonosobo. Masyarakat dikedua daerah itu menyebut Sindoro-Sumbing sebagai Gunung kembar. Keduanya menyimpan potensi wisata yang sangat besar, meskipun belum semuanya bisa dikelola secara maksimal. Selain panorama alam nan indah, dengan udara sejuk dan segar, daerah-daerah dilereng Sumbing-Sindoro potensial dikembangkan sebagai kawasan agro wisata, terutama perkebunan kelengkeng, tembakau, vanila, dan kopi. Kondisi alamnya hampir sama dengan kawasan Gunung Mas, puncak, Bogor.Gunung yang dipenuhi legenda tentang kesetiaan pasangan dan epos kepahlawanan itu sudah tidak asing lagi bagi para pendaki. Banyak kelompok pecinta alam yang mendaki puncak Sumbing dan Sindoro, terutama pada hari-hari tertentu yang sudah menjadi tradisi. Dengan berbagai kelebihannya, dinas perhubungan dan pariwisata kabupaten Temanggung berusaha terus menggali potensi-potensi wisata, sambil membenahi sarana-prasarana pendukung dikawasan ini. Sektor pariwisata, terutama yang berbasis wisata Gunung, bisa dijadikan salah satu primadona unggulan dalam membangun ekonomi kerakyatan di daerah ini. Dinas perhubungan dan Pariwisata berniat mengembangkan kawasan Sindoro dan Sumbing sebagai kawasan wisata terpadu. Terutama dilembah antara Sindoro-Sumbing, dan bagian puncak. Misal dengan menyediakan fasilitas kereta gantung yang menghubungkan kedua gunung itu.Salah satu kawasan yang diapit lembah Sindoro-Sumbing adalah Kledung, yang dilewati pengguna jalan di jalur Parakan-Wonosobo. Banyak pengguna jalan yang beristirahat di tempat ini, sekedar melihat keindahan panorama alam disekelilingnya yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran. Banyak hal yang bisa dijumpai dilembah gunung itu. Selain keindahan alam, lembah Sindoro-Sumbing juga menawarkan kehangatan dan senyum ramah penduduknya. Terlebih lagi tatkala melihat aktivitas mereka saat musim tambakau tiba. Panorama alam yang indah dan udara sejuk-segar kini menjadi barang langka diperkotaan, itu sebabnya, mereka sering memanfaatkan hari libur ke objek wisata alam sebagaimana banyak tersedia dikabupaten Temanggung. Letaknya yang dekat dengan Dataran Tinggi Dieng membuat wisata pendakian Gunung Sumbing dan SIndoro bisa dipromosikan lebih dasyat lagi, misalnya dengan mengundang sebagian wisatawan yang datang ke Dieng untuk berkunjung pulang keTemanggung. Pemerintah kabupaten dan masyarakat Temanggung pun siap memanfaatkan peluang emas ini, demi kesejahteraan masyarakat. 
WISATA PENDAKIANSALAH satu kegiatan yang sudah berjalan dikawasan Gunung ini adalah wisata pegunungan. Pendakian Sindoro-Sumbing biasanya dimulai dari kledung, yang terletak diantara kedua Gunung. Ditempat ini, para pendaki juga bisa menyaksikan matahari terbit dan terbenam. Jalur pendakian yang menantang, ritual setiap malam 1 sura (1 muharam) dan malem selikuran (21 Ramadhan), hamparan perkebunan teh, aneka ladang sayur, deretan pohon pinus, dan jalur berliku-liku dilembah kedua gunung itu membuat banyak orang ingin mengunjungi tempat tersebut 
GUNUNG SUMBINGPerjalanan wisata ke Gunung Sumbing akan melewati desa wisata Tegalrejo yang juga dekat dengan pemancingan Vale Kambang dan prasasti Gondosuli. Tanah sekitar gunung sangat subur, sehingga hampir seluruh daerah yang landai sampai ketinggian 2.000 m dpl dijadikan areal perkebunan rakyat seperti tembakau dan sayuran.Pendakian gunung sumbing bisa dilakukan kapan saja. Tetapi puncak keramaian terjadi pada malem selikuran. Ribuan pendaki, yang dipandu para pecinta alam yang berpengalaman dari sumbing Hiking Club (SHC) Temanggung, serta dipantau para petugas terpadu diposko-posko terdekat, mengawali ritualnya dari desa pager gunung, kecamatan Bulu.Untuk pendakian diluar tradisi malem selikuran, perjalanan bisa dilakukan tanpa harus dipandu petugas. Para pendaki umumnya start dari desa/kecamatan kledung (arah barat laut), atau kampung butuh dan selogowok dikecamatan tlogo mulyo (timur laut).Bahkan, gunung sumbing juga bisa didaki dari kawasan diluar kabupaten Temanggung. Yaitu arah barat laut dari kampung garung (1.543 m dpl) di desa Butuh, kecamatan Kalijajar (Wonosobo), arah tenggara dari Kalegan (Kabupaten Magelang), dan arah Barat daya dari sapurun (Wonosobo).Apabila cuaca bagus, pendakian ke puncak menempuh waktu sekitar lima jam. Sebagian dari mereka berziarah kemakam Ki Ageng Makukuhan di Puncak Sumbing. Ki Ageng Makukuhan diyakini sebagai orang pertama yang singgah di Kedu dan memperkenalkan tanaman tembakau. Ada beberapa pos yang harus dilalui dari base camp hingga kepuncak, yaitu pos I (1.750 m dpl), pos II (2.000 m dpl),pos bayangan (2.500 m dpl), dan bagian puncak (2.850-3.340 m dpl).
GUNUNG SUMBINGNama            : Gunung SumbingNama Kawah    : Kawah SumbingLokasi            : Desa Pager Gunung, Kecamatan Tjepit, Kabupaten TemanggungKetinggian         : 3. 340 m dplWilayah        : Kabupaten Temanggung, Magelang, Wonosobo dan Purworejo.Kota Terdekat    : Temanggung (Timur laut), Parakan (Utara), Wonosobo (Barat), dan Magelang (Tenggara).Tipe Gunung        : Gunung Api strato tipe B Pos Pengamatan    : Desa Genting Sari, Parakan-Temanggung pada Ketinggian 950 m dpl.
Dipos I (hutan rapat) terdapat shelter dan lahan bivak. Sedangkan pos II (Wilayah Terbuka) didominasi padang rumput dan ilalang. Udara dipuncak cukup panas, angin kencang, dan cuaca cerah, dengan suhu dibawah 12 derajat Celciuse. Puncak terdiri atas batu-batuan, lapangan berpasir, kawah, dan belerang. 
GUNUNG SINDOROSetiap malam 1 sura, ribuan pecinta alam melakukan pendakian Sindoro. Gunung berketinggian 3.151 m itu juga memiliki beberapa keindahan alam, misalnya Telaga Ajaib dan bunga Abadi edelwis di puncak gunung. Para pendaki juga bisa melihat panorama terbit dan tenggelamnya matahari.Sebagaimana Sumbing, Sindoro cocok untuk melakukan kegiatan wisata alam dan petualangan. Pendakian dilakukan melalui Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung. Selain panorama alam yang indah, pendaki bisa melihat para aktivitas petani di kebun.
GUNUNG SINDORONama            : Gunung SindoroNama Kawah    : Kawah SindoroLokasi            : Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten TemanggungKetinggian         : 3.155 m dpl Wilayah        : Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.Kota Terdekat    : Temanggung (Tenggara), Parakan (Timur), Wonosobo (Barat).Tipe Gunung        : Gunung Api strato tipe B
PUNCAK WONOTIRTODi Lereng Gunung Sumbing, di sebuah desa di Kecamatan Bulu, ada kawasan wisata yang cukup digemari, yaitu Puncak Wonotirto. Sepanjang jalan menuju lokasi, wisatawan bisa memandang hutan pinus dari kejauhan dan hamparan tanaman tembakau. Para penggemar wisata pegunungan tentu sangat menyukai suasana seperti ini.Dari kawasan puncak, kita bisa memandang lepas ke berbagai penjuru. Termasuk pada ujung Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Hal itu dimungkinkan karena Puncak Wonotirto berada di ketinggian 1.900-2.000 m dpl.Untuk menuju lokasi lereng, wisatawan dapat menggunakan sepeda motor atau mobil. Tetapi sekitar 3 km sebelum puncak, perjalanan harus dilanjutkan dengan jalan kaki. Pemerintah Kabupaten Temanggung sudah menanami 16.000 ha lahan kritis dikawasan ini, dengan aneka komoditas pertanian.
MISTERI POHON WALITIS DI HUTAN RASAMALAPohon walitis di kawasan huitan Rasamala merupakan pohon terbesar di lereng Sumbing dan Sindoro. Hutan ini terletak di Desa Jetis, Kecamatan Selopampang, Tinggi pohon mencapai 30 meter, dengan lingkar batang 7,5 meter. Untuk memeluk batangnya saja diperlukan enam orang dewasa yang saling tautan sambil merentangkan kedua tangannya.
Menurut masyarakat sekitar, pohon ini berasal dari tongkat salah seorang pengikut wali, yaitu Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan di tanah. Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara pegunungan yang segar dan alami.Di Kawasan ini juga tumbuh rumpun tumbuhan bernama Rasamala. Karena itulah, kawasan tersebut dikenal sebagai hutan Rasamala. Keistimewaan tanaman dan hutan ini adalah tidak mempan oleh api.Ketika terjadi kebakaran hutan di sebagian kawasan lereng Sumbing dan Sindoro beberapa waktu lalu, hutan Rasamala sama sekali tidak terjamah  api.Untuk menjangkau rumpun pepohonan Rasamala yang luasnya mencapai 1,5 hektar, para wisatawan harus mendaki melalui jalan setapak. Jarak pendakian ini sekitar 1,5 km dari pohon walitis.
PROSPEK PENGEMBANGANMelihat potensinya yang besar, kawasan Sindoro-Sumbing bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata andalan di jateng. Peluang yang bisa digarap antara lain:- Membangun fasilitas kereta gantung din lereng utara gunung Sumbing, tepat di Kledung Pass.- Membangun hotel/restoran di jalur strategis, terutama Kledung.- Pembangunan kawasan agrowisata Kledung Pass.- Membangun bumi perkemahan dan camping ground di kawasan Walitis, untuk mewadahi kegiatan para pemuda di Jawa Tengah.- Membangun kawasan khusus (adventure zone) di Kledung Pass.- Mendirikan event organizer khusus yang menyelenggarakan berbagai kegiatan pecinta alam dan outbond.- Menciptakan lebih banyak lagi desa-desa wisata.

x

Rabu, 11 Februari 2015

KECAMATAN NGADIREJO

KECAMATAN NGADIREJO
GEOGRAFI
Kecamatan Ngadirejo adalah salah satu dari 20 kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung, Jarak dari Kota Temanggung 19 Km dengan luas 5.331 Ha. Dengan rincian Lahan Sawah 1.505 Ha dan Bukan Lahan Sawah 3.826 Ha. Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dalam pembagian wilayah Administrasi terbagi menjadi 20 Desa/Kelurahan, 86 Dusun, 420 RT, 98 RW. dengan jumlah Kades/lurah 20, perangkat desa 277 dan anggota BPD 169.Kantor Kecamatan Ngadirejo

DEMOGRAFI
Berdasarkan Registrasi tahun 2012 Kecamatan Ngadirejo dengan jumlah penduduk 51.774 jiwa yang terdiri dari 26.071 laki-laki, 25.703 perempuan, kepadatan penduduk 955 per Km2. Angka kelahiran kasar (CBR) 6,79 per 1000 jiwa, Angka Kematian Kasar (CDR) 5,29 per 1000 jiwa, Jumlah rumah tangga pada tahun 2012 sebanyak 15.279 rumah tangga dengan rata-rata penduduk per rumah tangga sebanyak 3-4 orang per rumah tangga. Jumlah penduduk berusia 5 tahun keatas yang menamatkan perguruan tinggi hanya 618 jiwa, tamat Akademi / sarjana muda sebesar 716 jiwa, tamat SLTA sederajat sebesar 4.354 jiwa, tamat SLTP sederajat 8.223 jiwa, tamat SD sederajat sebesar 19.580 jiwa, tidak tamat SD sebesar 4.711 jiwa, Belum tamat SD sebesar 6.185 jiwa dan belum/tidak sekolah sebesar 3.136 jiwa.
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian masih didominasi oleh sektor pertanian yaitu 10.227 jiwa, Peternakan sebesar 515 jiwa, Perkebunan sebesar 4.654 jiwa, Pertambangan/penggalian sebesar 171 jiwa, Listrik&air minum sebesar 3 jiwa, yang bekerja pada sektor industri hanya 2.130 jiwa, sektor bangunan 1.598 jiwa, perdagangan 5.759 jiwa, yang bekerja pada sektor Pengangkutan sebesar 1.124 jiwa, Bank&lembaga keuangan lainnya sebesar 27 jiwa, Jasa 3.033 jiwa dan sektor lainnya 312 jiwa.
Banyaknya rumah tangga menurut sumberair minum sebanyak 3.917 jiwa menggunakan leding/PAM, sebesar 4.289 jiwa menggunakan sumu, yang menggunakan mata air sebanyak 5.978 jiwa dan 1.095 jiwa menggunakan air sungai.Sedangkan untuk saranan penerangan sebanyak 15.279 jiwa menggunakan PLN.


POTENSI
Tanaman yang dapat dikembangkan di Kecamatan Ngadirejo antara lain : Padi, Jagung, Ketela Pohon. Untuk Tanaman sayuran antara lain : Kobis, Lombok, Sawi. Untuk Buah-buahan antara lain : Pisang. Tanaman Perkebunan antara lain : Kopi Arabika, Kopi Robusta, Tembakau. Peternakan antara lain : Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Iitik. Perikanan antara lain : Karper, Lele, Nila, Tawes, Gabus, Udang, Kodok.

PENDIDIKAN
Banyaknya Sekolah dan Murid tahun ajaran 2012/2013 TK Swasta 31 buah, murid 1.603 orang dengan jumlah guru 88 orang. SD Negeri 28 buah, murid 4.582 orang dengan jumlah guru 283 orang, SD Swasta 8 buah, murid 1.043 orang dengan jumlah guru 73 orang. Untuk SLTP Negeri 2 buah, murid 1.332 orang dengan jumlah guru 63 orang, SLTP Swasta 4 buah, murid 1.481 orang dengan jumlah guru 101 orang. Untuk SLTA Negeri belum ada, SLTA Swasta 1 buah, murid 104 orang dengan jumlah guru 17 orang.

KESEHATAN
Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dengan Jumlah Rumah Sakit Bersalin 1 buah, Puskesmas 1 buah, Puskesmas Pembantu - buah, Puskesmas Keliling - buah, Posnyandu 92 buah, Polides 15 buah, PKD -buah.
Banyaknya tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Ngadirejo sebanyak 5 orang Dokter Umum, 1 orang Dokter Gigi, 32 orang Bidan/Perawat/mantri, 17 orang Dukun bayi, 58 Dukun Pijat dan 3 orang Tukang gigi.

WISATA
Jumprit merupakan obyek wisata spiritual di lereng gunung Sindoro dengan panorama alam pegunungan dan bumi perkemahan berhawa sejuk. Tempat ini erat hubungannya dengan legenda Kyai Nujum Majapahit yang tertulis dalam serat Chentini. Didekat mata air jumprit terdapat makam Ki Jumprit. JUMPRIT (PENGAMBILAN AIR SUCI WAISAK) peziarah melakukan semedi yang biasanya dilanjutkan dengan mandi kungkum, membuang celana dalam, BH sebagai perlambang menghilangkan Sial. Air jumprit juga digunakan sebagai Air Berkah untuk upacara Tri Suci Waisak setiap tahunya. Terletak disebelah barat kecamatan Ngadirjo, jarak dari kota Temanggung 28 km. Jalan sampai lokasi sudah diaspal sehingga perjalanan cukup menyenangkan sambil menikmati potensi Agrowisata. Disediakan wisma untuk menginap dan anda dapat menikmati udara dan dapat menikmati udara segar serta indahnya pemandangan matahari terbit.